Penyakit

Home / Penyakit

PPOK: PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya. Dalam bahasa Inggris disebut Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). PPOK terdiri atas bronkitis kronis dan emfisema atau gabungan keduanya. Bronkitis kronis adalah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. Emfisema adalah kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.  

GEJALA

Penderita PPOK biasanya adalah perokok atau memiliki riwayat perokok berat (satu pak atau lebih sehari) selama 20 tahun atau lebih. Selain riwayat merokok, kondisi berikut dapat mengindikasikan PPOK :

                                     

  • Sesak nafas (dispnea)
    Pada awalnya sesak nafas hanya dialami setelah beraktivitas fisik. Namun, ketika paru-paru semakin rusak, sesak nafas terjadi ketika melakukan pekerjaan harian rutin seperti berjalan dan menyiram tanaman atau bahkan saat beristirahat.
  • Mengi dan batuk kronis
    Seringkali disertai dahak, yang berlangsung lama (berbulan-bulan).
  • Sering mendapat infeksi paru
    Jaringan paru-paru yang rusak lebih mudah terinfeksi, sehingga menyebabkan bronkitis akut dan pneumonia, terutama di musim hujan saat influenza merebak. Saluran udara memiliki mekanisme untuk mengusir bakteri dengan mengeluarkan dahak melalui batuk. Paru-paru yang rusak tidak bisa melakukannya sehingga bakteri cenderung berkumpul di dalam alveoli dan saluran udara dan menyebar di seluruh lobus paru-paru. Penderita PPOK membutuhkan waktu lama untuk pulih dari infeksi paru, yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
  • Gagal jantung
    Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru karena begitu banyak jaringan paru-paru yang rusak. Beban ekstra ini membuat jantung melemah dan membesar.
  • Hipoksia (kekurangan oksigen dalam darah)
    Organ tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan menjadi rusak. Kurangnya aliran darah ke otak, misalnya, dapat menyebabkan kebingungan, pelupa dan depresi. Pada kulit, kekurangan oksigen ini ditandai oleh semburat biru lebam (sianosis).
  • Pneumotoraks (pengempisan paru-paru)
    Terdapat pengumpulan udara di sekitar paru-paru yang bocor dari jaringan paru yang rusak. Penumpukan udara ini menekan paru-paru, sehingga tidak dapat mengembang sebesar biasanya saat mengambil nafas.

PENYEBAB

Sebagian besar kasus PPOK disebabkan oleh merokok. Paparan polutan seperti asap debu dan bahan kimia dapat memperparah gejalanya. Pada tipe emfisema yang langka, penyebabnya adalah kondisi genetik di mana terdapat kekurangan antitripsin alfa-1. Protein ini biasanya membantu melindungi paru-paru dari enzim berbahaya lain yang dapat menghancurkan jaringan paru-paru. Pada orang dengan defisiensi antitripsin alfa-1, merokok sangat berbahaya karena mempercepat perkembangan emfisema.

 

DIAGNOSIS

Diagnosis awal dilakukan dokter dengan mempelajari riwayat pasien dan gejala-gejala yang dikeluhkan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mendengarkan melalui stetoskop untuk mendeteksi suara berderak di paru-paru yang disebabkan oleh alveoli yang rusak. Diagnosis terbaik PPOK dilakukan dengan tes spirometri, menggunakan perangkat spirometer untuk mengukur seberapa dalam pernafasan seseorang dan seberapa cepat udara dapat bergerak masuk dan keluar dari paru-parunya. Penderita PPOK tidak bisa membuang nafas sebanyak dan secepat orang dengan paru-paru normal. Setelah melakukan pengujian, pasien diberi obat bronkodilator hirup. Spirometri diulangi, dan jika ada peningkatan besar dalam hasilnya, hal ini menunjukkan bahwa kondisinya bukan PPOK tetapi asma.

              

 

Karena beberapa penyakit paru lain dan penyakit jantung memiliki gejala yang mirip dengan PPOK, pemeriksaan rontgen, EKG, dan sampel darah mungkin juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menilai keparahan kondisi.  Foto rontgen paru dapat menunjukkan kelainan-kelainan pada paru-paru. Tes darah dapat menunjukkan tingkat oksigen yang rendah.

                        

PENGOBATAN

Kerusakan paru-paru dan saluran udara pada PPOK bersifat ireversibel (tidak dapat diperbaiki). Namun, perawatan tertentu dapat membantu pasien bernafas lebih baik, hidup lebih aktif dan lebih lama. Oleh karena itu, penting sekali.

Untuk mengidentifikasi PPOK sedini mungkin agar perawatan dapat dimulai sejak awal. Bila Anda perokok, jangan abaikan keluhan seperti sering batuk dan sesak nafas. Segeralah memeriksakan diri ke dokter. Pengobatan dan perawatan PPOK meliputi :

  • Berhenti merokok
    Berhenti merokok adalah keharusan bagi penderita PPOK
  • Bronkodilator
    Yaitu obat-obatan inhalasi atau semprot yang membantu membuka saluran udara. Meskipun tidak seefektif pada penderita asma, obat-obatan itu dapat mengurangi gejala dan membuat nafas lebih mudah.
  • Kortikosteroid
    Untuk mengurangi inflamasi dan pembengkakan jaringan paru-paru yang diberikan melalui inhalasi atau tablet untuk jangka pendek.
  • Pengobatan untuk infeksi
    Antibiotik mungkin diresepkan untuk mengobati infeksi seperti pneumonia, dan vaksinasi mungkin diberikan untuk mencegah flu.
  • Terapi oksigen
    Dalam kasus parah ketika paru-paru tidak dapat menghirup oksigen yang cukup, pasien perlu mendapat pasokan oksigen melalui masker atau selang bercabang dua yang dimasukkan ke lubang hidung
  • Operasi
    Pada penderita PPOK, kista besar yang dikenal sebagai bullae dapat berkembang di paru-paru dan menghambat fungsi paru-paru. Dalam keadaan ini, pembedahan mungkin dilakukan untuk mengangkatnya agar sisa jaringan paru-paru dapat berfungsi.
  • Rehabilitasi paru
    Dilakukan untuk membantu memperbaiki kualitas hidup selepas dari rumah sakit. Program rehabilitasi ditujukan agar pasien PPOK dapat memanfaatkan fungsi paru-paru mereka yang masih tersisa. Pendidikan dan dukungan psikososial juga membantu untuk mengurangi kecemasan dan depresi yang sering menyertai PPOK.

Penderita PPOK berat rentan terhadap apa yang disebut eksaserbasi akut yaitu, episode di mana kondisi mereka tiba-tiba memburuk (terengah-engah) sehingga membutuhkan oksigen, bronkodilator dan pengobatan kortikosteroid di rumah sakit. Eksaserbasi ini umumnya diakibatkan oleh infeksi pernafasan sehingga biasanya juga membutuhkan pemberian antibiotik.

EFEK SISTEMIK dari COPD

              

BEDA PPOK dengan ASMA

PPOK dan asma dapat saling berdampingan dan sering dirancukan satu sama lain. Asma dapat memberikan gangguan pernapasan yang mirip dengan PPOK, sehingga membuat diagnosis PPOK sedikit sulit. Namun, karakteristik PPOK dan asma sebenarnya sangat berbeda :

  • Asma dimulai sejak usia muda, sedangkan PPOK sebagian besar dimulai pada usia di atas 40 tahun.
  • Merokok adalah faktor penyebab PPOK, sedangkan asma tidak.
  • Asma tidak memiliki gejala produksi dahak (lendir) yang meningkat seperti pada PPOK.

Asma sebagian besar tetap stabil sepanjang hidup, dengan gejala bervariasi. PPOK cenderung memburuk dengan gejala persisten.

Asma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering ditemukan di Indonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena terapi dan prognosisnya berbeda.

         

Nutrisi penting yang perlu diberikan untuk memperbaiki seluruh sel dan fungsi tubuh adalah sebagai berikut:

SEHAT itu MURAH, MUDAH dan MEMBAHAGIAKAN.

GO BREAKTHROUGH

Learn More

If you can think of anything we missed, let us know by sending your mail to :
careonline@breakthrough-generation.com
or
superb.breakthrough@gmail.com