Penyakit

Home / Penyakit

MASTITIS - GALACTOCELE

Jika pengosongan payudara ibu menyusui tidak maksimal, maka bisa terjadi air susu terbendung oleh protein dan menutup saluran di payudara. Alhasil terjadi benjolan di payudara ibu. Hal ini tidak akan berkembang menjadi kanker, meskipun demikian para ibu juga jangan mengabaikannya. Kasus ini dinamakan galactocele atau mastitis. Kalau kista terinfeksi kuman maka jadinya abses seperti bisul. Bagaimana cerita lengkapnya?

    

Tanda awal ketika pengosongan payudara tidak sempurna yaitu payudara mulai nyeri dan terasa penuh, ini merupakan penanda bahwa payudara harus dikosongkan segera. Saluran tersumbat terjadi saat ASI tidak dikosongkan dari salah satu bagian payudara. Saluran dapat menebal dan menyebabkan ASI terjebak di dalam dan semakin menyumbat saluran payudara.

Gejala saluran ASI tersumbat itu antara lain:

  • Payudara terasa penuh, panas, berat dan keras. Nyeri sedikit dan masih dapat ditahan.
  • Dapat dirasakan adanya gumpalan yang agak perih.
  • ASI menetes-netes sampai mengalir yang merupakan penanda, harus dikeluarkan segera.
  • Tidak ada demam.

Bila ASI menetap di bagian tertentu payudara karena saluran tersumbat akibat tidak dikeluarkan dengan segera, payudara mulai bengkak, hal ini dinamakan stasis ASI. Jika ASI tetap tidak juga dikeluarkan, maka stasis ASI dapat menyebabkan peradangan jaringan payudara, yang disebut juga dengan mastitis. Jika sudah ada keterlibatan bakteri di dalamnya maka disebut dengan mastitis terinfeksi. Gejala mastitis, antara lain:

  • Payudara sakit, bengkak, tegang, dan kemerahan.
  • Puting memerah dan mengkilat.
  • ASI tidak mengalir atau menetes-netes.
  • Dapat terjadi demam selama 24 jam.

     

Lalu, apa yang menyebabkan kondisi seperti ini? Penyebab utamanya seperti saya sudah sebutkan di atas yaitu karena payudara tidak dikosongkan dengan sempurna sehingga menyebabkan kurang baiknya aliran ASI pada sebagian atau seluruh payudara. Aliran ASI yang kurang optimal, dapat disebabkan karena:

  1. Menyusui tidak disesuaikan dengan demand bayi atau kurang sering, singkat-singkat dan ibu yang sering melepaskan sendiri bayinya saat menyusu padahal bayi belum selesai menyusu. Kejadian bisa dikarenakan bayi yang tidur semalaman dan tidak dibangunkan, Mama stress, pola menyusui yang berubah.
  2. Perlekatan bayi menyusui di payudara yang masih belum benar.
  3. Tekanan pakaian Mama yang ketat seperti bra yang terlalu ketat.
  4. Tekanan jari ibu (misalnya posisi jari seperti gunting) yang dapat menyumbat aliran ASI selama menyusui.
  5. Stress Mama baik fisik maupun psikis dapat menyebabkan aliran ASI kurang optimal.
  6. Puting yang retak merupakan jalan masuk bakteri ke jaringan payudara sehingga dapat menyebabkan mastitis. Disini dapat diambil kesimpulan begitu pentingnya perlekatan bayi menyusu yang benar sehingga tidak sampai menyebabkan puting lecet dan retak.

          

Bagaimana penanganan saluran ASI tersumbat agar tidak sampai menjadi mastitis?

  • Mengeluarkan ASI sangat penting untuk mengatasi pembengkakan, hindari tindakan “mengistirahatkan” payudara karena apabila ASI tidak dikeluarkan segera dapat menimbulkan komplikasi seperti galactocele, mastitis dan abses.
  • ASI dikeluarkan paling baik oleh bayi, perhatikan posisi dan perlekatan menyusu yang baik. Jika Mama masih bingung dan tidak yakin dapat meminta bantuan konselor laktasi atau datang ke klinik laktasi
  • Bila bayi sakit dan belum mampu menyusu, Mama dapat memerah ASI. Sebaiknya memerah manual dengan tangan saat saluran ASI sedang tersumbat atau ketika payudara nyeri, terkadang pompa payudara elektrik dapat menyebabkan payudara yang bengkak terasa kurang nyaman karena daya sedotnya. Mama akan merasa lega ketika ASI diperah sampai membuat payudara cukup lunak.
  • Sebelum menyusu dan memerah, rangsang refleks oksitosin. Bagaimana cara merangsangnya? Bisa dengan kompres hangat di payudara atau mandi air hangat, pijat oksitosin seperti yang pernah dibahas dr.Anissa di artikelnya tentang pijat oksitosin, massase payudara ringan kemudian diperah dapat menggunakan teknik marmet. Minta bantuan konselor laktasi untuk mengajarkan.
  • Setelah menyusui atau memerah, letakkan kompres dingin di payudara. Untuk mengurangi pembengkakan payudara.
  • Ketika bayi sudah menyusu di payudara yang sakit, seimbangkan dengan payudara yang tidak sakit, ketika menyusu di sisi yang berlawanan dapat merangsang reflek oksitosin pada payudara yang sakit.
  • Coba posisi menyusui yang berbeda, bisa minta bantuan langsung dengan konselor laktasi bagaimana posisi-posisi yang dapat mengeluarkan ASI pada bagian tertentu.
  • Mama tetap yakin dan positif, berpikir tenang bahwa semua masalah ini dapat teratasi dengan baik.

Apabila sudah terjadi mastitis, maka yang dapat dilakukan Mama yaitu:

  1. Berobat ke dokter konselor laktasi, jika mama demam dan jelas ada tanda infeksi biasanya akan diberikan antibiotik untuk mastitis yang aman bagi Mama dan bayi, obat penurun demam dan nyeri untuk mengatasi gejala mastitis. Antibiotik dihabiskan sesuai petunjuk dokter.
  2. Jika terdapat galactocele atau kista ASI, Mama bisa diajarkan cara massase di klinik laktasi atau dirujuk ke bagian fisioterapi untuk dilakukan terapi ultrasound (US), mengencerkan ASI yang tersumbat di dalam.
  3. Apabila mastitis tidak membaik dan menunjukkan gejala komplikasi ke arah abses payudara, untuk tindakan lebih lanjut dokter konselor laktasi akan merujuk ke pihak yang lebih berkompeten yaitu dokter spesialis bedah.
  4. Mama sebaiknya istirahat dan meluangkan waktu banyak dengan bayi, delegasikan pekerjaan rumah tangga ke pengasuh atau keluarga lainnya.
  5. Gunakan produk perlebahan untuk mengatasi peradangan dan solusi bagi sumbatan yaitu:

Testimoni: NANAH ITU AKHIRNYA KELUAR

SEHAT itu MURAH, MUDAH dan MEMBAHAGIAKAN.
GO BREAKTHROUGH

Learn More

If you can think of anything we missed, let us know by sending your mail to :
careonline@breakthrough-generation.com
or
superb.breakthrough@gmail.com