THE MIRACLE GIRL: PULIH SETELAH 45 HARI KOMA
Diceritakan langsung oleh Ibu Natalia (adik dari Juli ~ the Miracle Girl)
11 Juli 2018 kakak saya ditemani oleh sepupunya berangkat ke Sydney dengan tujuan liburan sekaligus ada sedikit tugas. Sehari sebelumnya memang kondisinya pusing saat masih di Jakarta. Saat keberangkatannyapun badannya ngga begitu sehat. Selang dua hari tepatnya tanggal 13 Juli 2018 dia mengalami demam dan mulutnya miring-miring seperti orang stroke. Kemudian langsung dibawa ke rumah sakit Prince of Wales, Sydney Australia . Selama di rumah sakit, keadaanya tidak membaik tetapi keadaan makin parah yaitu koma. Bibir dan tangan gerak terus menerus selama 45 hari. Dokter mengambil semua General Chek Up, MRI 5 kali, CT Scan 3 kali dan dibiopsi ginjal. Dilakukan juga transfusi plasma. Hasil dari General Check Up, Cek virus, Cek stroke semuanya normal. Semua tidak ada masalah. Yang membuat kami juga sedit, semua obat tidak bisa masuk ke tubuhnya. Dan dalam kondisi koma sempat membiru. Jika sembuhpun maka kakak saya akan gila atau lupa ingatan
Hari ke 28 mama saya berangkat ke Sydney membawa produk-produk HDI. Pak Joni berkata, kita harus nekad ngasihnya. Sesampai di Sydney pagi itu langsung ke rumah sakit, para dokter semua sudah berkumpul meeting. Mereka mengatakan kalau alat akan dicabut dan keluarga dipersilahkan mengucapkan selamat tinggal. Kata dokter sudah tidak ada harapan lagi. Saat sorenya tanggal 9 Agustus 2018, semua alat bantu dicabut, tidak beri makanan serta minuman kami tetap bertahan dan mengatakan, “Ayo bangun!” Tidak ada satu katapun yang terucap untuk kata-kata selamat tinggal.
“Juli dipindahkan ke ruangan biasa menunggu sampai meninggal,” kata suster. Mama langsung pulang dan mencampur Propoelix 3 kapsul + Royal Jelly Liquid + Clover Honey. Meminta izin agar produk-produk tersebut dimasukkan melalui sonde dan berdoa mohon keajaiban. Suster sempat mengatakan THAT’S IMPOSSIBLE … mustahil ada mujizat. Tapi umur manusia, Tuhanlah yang menentukan meskipun dokter sudah mengatakan "Tidak ada harapan lagi". Ketika Tuhan berkata "belum selesai" maka Juli tidak akan pergi sebelum menyelesaikannya.
Setelah ditunggu beberapa saat ternyata jantung kakak masih berdetak. Meski dalam keadaan koma dan tanpa alat bantu kakak masih tetapi hidup. Produk HDI terus dan keluarga meminta agar kakak diberikan makan. Bersama dengan kekuatan doa, sekeluarga memohon mujizat untuk terjadi. Kami punya keyakinan bahwa Juli bisa sembuh. Tapi bagaimana bisa sembuh sedangkan obat saja tubuh Juli menolak tidak mau menerima.
Dari tanggal 9 hingga 24 Agustus tetap diberikan produk-produk HDI dalam keadaan koma. Selama di ruangan biasa, kakak saya gemetaran dengan sangat kencang dan perlahan-lahan mereda. Ternyata Tuhan buka jalan melalui suplemen-suplemen HDI. Mujizat terjadi pada 25 Agustus 2018, kakak mulai bisa merespon. Hari ke 3 setelah kakak merespon, datanglah Prof. Spira ahli syaraf. Yang awalnya tidak mau melihat karena sudah tidak ada harapan sekarang malah menjadi pasien VIPnya. Prof. Spira meminta agar pasien dipindahkan ke ruang ICU kembali. Melihat perubahan tersebut, Prof. Spira bicara ke mama, “Kita akan berjuang untuk Juli.” Walau dia tidak menjanjikan kesembuhan. Prof. Spira adalah dokter syaraf terbaik di Australia, dokter-dokter lain dan suster mengatakan Juli beruntung ditangani dokter Spira.
Saat sudah sadar hari ke 4, dia halusinasi ketawa sendiri, senyum-senyum sendiri. Kata dokter orang yang koma biasanya memorinya mau kembali akan terjadi keadaan yang demikian. Dua hari kemudian, dia normal ingatanya. Sampai sekarang tidak bermasalah dengan memorinya.
Kata dokter, penyakit Juli seperti misteri. Dokter Spira mengatakan ada kemungkinan autoimmun. Satu minggu lalu sekitar tanggal 20 an Oktober 2018, ada keanehan HB Juli hanya 5 dan Tensi 55/ 59 tapi tidak pusing, lemas maupun tidak demam. Sempat transfusi darah dan sekarang sudah normal kembali.
Lambat laun Juli mengalami kemajuan yang pesat. Hari ini, Juli sudah mulai berjalan sendiri, makan sendiri, belajar untuk melakukan aktivitas untuk melatih otot-ototnya meski bibirnya masih gerak-gerak sedikit. Dokter dan perawatpun semua kaget dan heran dan mengatakan "ITU MUSTAHIL!" Tetapi bagi kami tak ada yang MUSTAHIL BAGI ORANG PERCAYA PADA KUASA TUHAN. Tuhan menyembuhkan orang sakit dengan berbagai cara. Juli disembuhkan Tuhan dengan sarana suplemen-suplemen HDI.
Kisah The Miracle Girl ini ditulis untuk menginspirasi siapapun untuk TETAP BERTAHAN, BERDOA dan SELALU BERPENGHARAPAN dalam keadaan apapun. Karena selalu ada Keajaiban bagi orang yang percaya. Semoga kejadian yang dialami oleh kakak Juli bisa sangat bermanfaat buat setiap orang yang mengalami keadaan yang sama dengan beliau. MOHON DOA PEMULIHAN BAGI SAUDARA KAMI JULI @sisca_makeupartist agar bisa pulih seperti sedia kala dan berkarya kembali ke Indonesia.
GO BREAKTHROUGH